Wawancara Nasional dengan Pakar Otomotif, Drs Wirawan Sumbodo MT

Wawancara Nasional antara Sukarno (Penulis buku dan novel, jurnalis) dengan Pakar Otomotif dari Unnes,  Drs Wirawan Sumbodo MT (pernah di Jerman 3 tahun, mengunjungi Industri mobil Mercedes Benz, Opel, dan Audi di Jerman)

Sukarno: Menurut Anda, sebetulnya Indonesia perlu mobil nasional atau tidak?
Wirawan: Kalau misalkan Indonesia secara teknologi dan martabat bangsa, perlu mobil nasional. Hampir semua negara besar mempunyai mobil nasional. Ada produk kebanggaan dalam penguasaan teknologi yang berdampak pada kemakmuran bangsa. Tapi dari sisi ekonomi, adanya era perdagangan bebas memungkin negara lain menjual produk teknologinya ke negara lain secara bebas, harga menjadi kompetitif mengancam produk teknologi dalam negeri. membuat Mobil nasional yang kita perlukan adalah desain mobil nasional yang dipatenkan. Sebagian besar komponen dibuat di dalam negeri, kalau toh ada komponen yang secara teknologi belum dikuasai atau secara ekonomis lebih murah membuat atau membeli di Negara lain itu tidak masalah. Tuntutan pasar yang berorientasi pada harga kompetitif, kualitas, dan pelayanan purna jual membuat industri mobil yang sudah terkenalpun bermitra dengan negara lain dalam pengadaan komponennya. Banyak Industri mobil yang sudah mapanpun tidak semua komponen dibuat di Negaranya, sebagian dari Taiwan, Thailand atau bahkan sebagian komponennya dibuat di Indonesai.

Sukarno: Contohnya?
Wirawan: Beberapa mobil mewah dari Eropa, bila 100% komponennya dibuat di negaranya harganya bisa 3 kali lipat dibandingkan bila sebagian komponennya dibuat di negara lain dan negara dimana mobil itu dipasarkan. Hal ini menyangkut biaya produksi dan tingginya upah tenaga kerja di negara-negara maju serta perbedaan nilai mata uang dengan negara-nergara berkembang seperti Indonesia. Akhirnya mobil hanya laku untuk orang-orang kaya yang memerlukan pencitraan dari sekedar alat transportasi.  Bagi masyarakat menengah ke bawah mobil benar diperlukan untuk sarana transportasi, sehingga akan lebih memilih mobil yang terjangkau, awet/berkualitas, dan mudah pemeliharaanya serta harga jual kembalinya tinggi. Mobil-mobil yang sesuai dengan harapan masyarakat itulah yang akan laku keras. Bila mobil nasional ingin eksis di tengah-tengah pasar bebas dunia, maka harus unggul pada harga yang kompetitif, kualitas dan pelayanan purna jual yang harus memuaskan konsumen. Bila itu bisa dipenuhi, maka tanpa promosipun orang akan antri memberli mobil nasional, sebaliknya bila ketiga faktor tersebut tidak terpenuhi maka akan sulit bertahan walaupun konsumen mencintai produk dalam negeri karena akan kembali pada pertimbangan semula.  Mobil Nasional atau industri berbasis teknologi timggi lainnya harus dikembangkan di Indonesia, meskipun masih bermitra dengan negara lain, karena akan ada manfaat alih teknologi.

Sukarno: Apa manfaat alih teknologi?
Wirawan: Alih teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing ipteks Indonesia, adanya industri asing yang berbasis teknologi tinggi seharusnya dimanfaatkan untuk alih teknologi, sehingga pada saat tertentu kita bisa mengelola sumber daya alam secara mandiri.  Setiap industri padat teknologi yang ada di Indonesia seharusnya berkewajiban mentransfer teknologinya secara bertahap pada sumber daya manusia (SDM) Indonesia, sehingga secara bertahap akan mengurangi ketergantungan pada barang berteknologi tinggi, devisa akan banyak dihemat, nilai dollar akan stabil, ekonomi indonesia akan tumbuh berkembang.

Sukarno: Kalau di Indonesia, kenapa mobil buatan China kurang diminati?
Wirawan: Sebenarnya diminati atau tidak suatu produk tidak berasal dari negara tertentu. Dari manapun berasal barang itu akan laku bila memenuhi beberapa kriteria, antara lain: kualitas bagus, harga yang kompetitif, dan selalu ada suku cadangnya setiap diperlukan. Bila produk tidak berkualitas, harga mahal, dan suku cadangnya sulit diperoleh maka dari manapun barang tersebut secara alami tidak akan laku di pasaran.

Sukarno: Mobil Jepang belum tergoyahkan dominasinya di Indonesia. Apa sebabnya?
Wirawan: Karena secara empiris produk merek apapun bila memenuhi harapan konsumen, seperti: Harga kompetitif, kualitas bagus, pelayanan purna jual yang bagus, harga jual kembali yang tinggi,  selalu akan mendapat kepercayaan konsumen.

Sukarno: Bagaimana kiat agar mobil nasional laku?
Wirawan: Orang Indonesia itu kebanyakan membeli untuk investasi, ada pertimbangan bila beli mobil suatu saat akan dijual lagi laku atau tidak. Konsumen akan memilih mobil nasional bila memenuhi kriteria: kualitas terjamin, harga kompetitif, pelayanan perawatan perbaikan terjamin, dan harga jual bekasnya tinggi. Produk nasional harus bisa membuktikan setara dengan kualitas Mobil yang sudah mapan. Konsumen akan membeli Mobil nasional setelah mempertimbangkan aspek teknologi, desain menarik, harga terjangkau. Selain itu tentu ada pertimbangan kebanggaan menggunakan produk Indonesia.

Sukarno: Esemka kenapa tidak ada gaungnya sekarang?
Wirawan: Esemka itu mobil untuk keperluan pendidikan dan pelatihan siswa-siswa SMK.  Dalam teori kejuruan Prosser antara lain menyebutkan bahwa SMK akan berhasil dalam bekerja, apabila lingkungan dimana dia berlatih sama dengan lingkungan di industri. Fasilitas yang ada ketika berlatih di SMK harus setara dengan fasilitas yang ada di industri dimana dia akan bekerja. Pada pembuatan mobil ESEMKA Ada proses manufacturing, itu bagian dari proses pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan siswa bila telah lulus akan bekerja di industri manufaktur seperti industri mobil. Sehingga pendidikan di SMK akan relevan dengan kebutuhan industri.

Sukarno: Mengapa mobil Esemka terkenal?
Wirawan: Adapun Esemka jadi terkenal karena dipakai sebagai mobil dinas Walikota Solo dan dipublikasikan pers secara nasional dan international.

Sukarno: Mengapa ribuan unit pesanan mobil Esemka sulit dipenuhi?
Wirawan: Sulit dipenuhi karena itu produk anak SMK yang hanya untuk keperluan pendidikan dan pelatihan agar siswa nantinya terampil ketika bekerja di pabrik mobil. Mobil Esemka akan terpenuhi bila bekerjasama dengan industri mobil yang memang bisa memproduksi masal seperti industri mobil lainnya. Sekolah bukanlah industri, jadi bukan sekolah yang harus memproduksi, melainkan industri mobil nasional yang seharusnya memproduksi massal.

Sukarno: Apa potensi kita?
Wirawan: Potensi kita sangat besar untuk bisa mengembangkan industri berbasis teknologi tinggi. Kita sudah bisa membuktikan membuat pesawat yang diakui dunia, kita sudah bisa membuat kapal, alat2 militer, nuklir, prototype mobil listrik, mobil esemka, dll. Semua itu bisa berkembang bila didukung oleh dana research yang memadai. Teknologi itu mahal diawalnya, namun dampaknya terhadap bangsa kita akan besar, yaitu menguasai teknologi tinggi. Bangsa yang menguasai teknologi akan memiliki industri yang maju, menghasilkan produk untuk diekspor, terserapnya ribuan tenaga kerja di Industri baru, dan meningkatkan kemakmuran dan martabat bangsa. Jadi mari kita bersama mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tiada henti dalam berbagai bidang untuk menguasai teknologi demi kejayaan dan kebesaran bangsa Indonesia.

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Sukarno Pressindo | Fatimah Pressindo | Putri Boga
Copyright © 2011. Media Jateng Onlen - All Rights Reserved
Template Created by Sukarno Pressindo Published by Fatimah Pressindo
Proudly powered by Sukarno