Kenalan dengan Teguh Purnomo, Mengawal Demokrasi di Jawa Tengah

Penampilannya tenang dan ramah. Tapi dilihat dari gaya bicaranya, tampak bahwa dia seorang yang berwawasan luas. H. Teguh Purnomo, SH, MHum adalah nama lengkap disertai gelar yang disandangnya. Pria asli Jawa Tengah ini lahir di Kebumen, pada 25 Mei 1971. Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Tengah ini telah lama berkiprah dalam pelaksanaan demokrasi.

Diawali sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kebumen. Dia dipercaya memimpin KPU Kabupaten Kebumen selama dua periode. Kesuksesan Teguh tak berhenti hanya di tingkat kabupaten. Pada saat Ida Budhiati terpilih menjadi anggota KPU Republik Indonesia, Teguh terpilih menggantikan posisi Ida Budiati di KPU Provinsi Jateng. Selanjutnya, Teguh terpilih menjadi anggota Bawaslu Provinsi Jateng periode 2012-2017 setelah lolos seleksi oleh Bawaslu RI. Di Bawaslu Provinsi Jateng, Teguh Purnomo menjadi Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga.
Sebagai komisioner Bawaslu Provinsi Jateng, Teguh Purnomo dan para anggota Bawaslu Provinsi Jateng telah teruji saat pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng tahun 2013 yang berjalan lancar dan sukses. Mereka bersama Panwaslu Kabupaten/kota di Jateng juga mengemban amanah besar pada pelaksanaan Pilkada serentak di 21 kabupaten/kota di Jateng pada Desember 2015 mendatang.
Masa kecil Teguh hingga Sekolah Dasar (SD) dihabiskan di desa bersama orang tuanya. Bahkan sebagai wong ndeso, dia harus berjalan kaki menuju sekolah. Jarak rumah hingga sekolah sekira dua kilometer. Tak jarang dia harus menenteng sepatunya agar tidak cepat rusak.
Pada masa Sekolah menengah pertama (SMP) Teguh Purnomo bersekolah di Kota Kebumen. Hal ini menyebabkan dia tinggal di kos, jauh dari orang tua. Hal ini berlanjut hingga SMA ketika Teguh diterima sekolah di Purworejo.
Seusai SMA di Purworejo, Teguh melanjutkan pendidikan tinggi. Kali ini kota yang dituju adalah kota budaya dan kota pelajar, Yogyakarta. Yogyakarta dahulu bernama Mataram, adalah daerah yang didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan cucu dari Ki Ageng Selo (seorang ulama dari Desa Selo Kabupaten Grobogan Jawa Tengah). Di Kota Yogyakarta inilah Teguh menempuh pendidikan S1 Ilmu Hukum di Universitas Proklamasi 45. Pada saat mahasiswa S1 ini Teguh berjualan rokok dan teh botol. Tak hanya itu, Teguh juga diterima sebagai volunteer di LBH Yogyakarta. “Waktu itu saya mendapat honor Rp 2.500,-.” ungkap Teguh kepada Sukarno (anggota PPWI, penulis buku, dan jurnalis).
Di LBH Yogyakarta ini, karir Teguh menanjak hingga dipercaya menjabat sebagai wakil ketua. Di LBH Yogyakarta pula, Teguh banyak belajar pada tokoh antara lain Bambang Widjojanto dan Adnan Buyung Nasution.
Selanjutnya Teguh menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Tak hanya itu, kini Teguh menempuh pendidikan Notariat di Untag dan juga menempuh pendidikan doktor (S3) di Unissula. Setelah melihat perjalanan karir H Teguh Purnomo, SH, MHum, hal ini membuktikan bahwa orang desa bisa sukses di kota.

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Sukarno Pressindo | Fatimah Pressindo | Putri Boga
Copyright © 2011. Media Jateng Onlen - All Rights Reserved
Template Created by Sukarno Pressindo Published by Fatimah Pressindo
Proudly powered by Sukarno