Pakar Transportasi mengkritisi kurangnya fasilitas bagi pejalan kaki di Kota Semarang

Pakar transportasi nasional Djoko Setijowarno mengkritisi kurangnya fasilitas bagi pejalan kaki di
Kota Semarang, Jawa Tengah. "Kurang 1 persen ruas jalan di Kota Semarang yang belum dilengkapi fasilitas pejalan kaki. Meski sudah diamanatkan dalam UU 22/2009 tentang LLAJ. Bangun trotoar tapi tidak ramah pejalan kaki, licin, tidak berkelanjutan, dihalangi patok karena sering digunakan sepeda motor. Mestinya pesepeda motornya ditilang. Licin, karena pilihan material penutup yang terlihat estetika belum fungsi. Diokupansi PKL, dibiarkan karena pendukung walikota. Kasus RS KARIADI, kawasan simpang lima untuk arena permainan anak-anak yang dipungut biaya, tapi tidak masuk kas daerah. Guide block bagi disabilitas asal dibuat, tidak perhatikan kondisi lapangan." ungkap Djoko kepada Sukarno (penulis buku dan novel, jurnalis, anggota PPWI dan pendiri Mediajatengonlen.com) di Semarang, 16 September 2015.

Djoko menambahkan bahwa Pasal 25 UU 22/2009 LLAJ, setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa...(g) fasilitas untuk sepeda, PEJALAN KAKI dan penyandang cacat....
"Bagi yang tidak mematuhinya, ada sanksi yang akan didapat. Pasal 275 UU 22/2009 LLAJ, (1) setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi...., FASILITAS PEJALAN KAKI, dan..... dapat dipidana dengan pidana kurungan maks 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00.. (2) setiap orang yang merusak...., FASILITAS PEJALAN KAKI, .....dapat dipidana kurungan paling lama 2 tahun atau denda maks Rp 50 juta, "tambah Djoko.
Tak ada artinya membangun transportasi umum tanpa membangun trotoar yang baik. Trotoar untuk memudahkan akses menemui angkutan umum. Angkutan umum dapat beroperasi maksimal jika dilengkapi dengan sarana pejalan kaki memadai.
Sesungguhnya tidak sulit dan rumit untuk mewujudkan ini. Untuk mewujudkan ini, tidak serumit dan sesulit memberi pemahaman pada pemimpin yang tidak peduli. Djoko yang lulusan Universitas Diponegoro (Undip) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pun membandingkan kondisi di negara ini dengan negara lain, "Di negara berpaham komunis dan kapitalis masih peduli dengan fasilitas pejalan kaki sebagai hal utama membangun kota."

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Sukarno Pressindo | Fatimah Pressindo | Putri Boga
Copyright © 2011. Media Jateng Onlen - All Rights Reserved
Template Created by Sukarno Pressindo Published by Fatimah Pressindo
Proudly powered by Sukarno