BRT TRANS KEDUNGSEPUR KORIDOR SEMARANG-BAWEN

"Koridor Semarang-Bawen panjangnya 37,5 km. Di koridor ini terdapat 5 (lima) jaringan trayek
AKDP yang berhimpit dengan layanan koridor ini, 4 (empat) trayek angkutan perkotaan di Kota Semarang, 4 (empat) trayek angkutan Kab. Semarang dan 1 (satu) trayek angkutan di Kota Salatiga.
Pergerakan pada hari kerja, (weekday) tertinggi di pagi hr (06.20-09.00) & sore hari (15.30-17.00) yang dipengaruhi jam kerja serta kegiatan ke pusat kota, " ungkap pakar transportasi nasional Djoko Setijowarno kepada Sukarno (penulis buku, jurnalis, anggota PPWI dan pendiri Mediajatengonlen.com) di Kota Semarang, 17 September 2015.

Djoko menambahkan, komposisi angkutan umum yang banyak layani adalah jenis mobil penumpang umum. Namun, pada hari libur berkurang banyak. Hampir tiap menit ada angkutan umum yang melintas. Bahkan, pada jam sibuk dapat kurang dari 30 detik. Untuk pergerakan Semarang-Bawen, potensi penumpang banyak yang berasal dari Terminal Terboyo hingga Sukun dengan tujuan perjalanan pada koridor Ungaran-Bawen. Demikian sebaliknya untuk mobilitas Bawen-Semarang, banyak pergerakan menerus dari Salatiga & Ambarawa yang teridentifikasi di Terminal Bawen yang jumlahnya cukup sognifikan menuju Semarang. Kondisi ini menunjukkan tingginya pergerakan di wilaysh aglomerasi yang langsung terakses ke pusat Kota Semarang. "Waktu tempuh saat ini dengan angkutan yang ada, sekitar 1 jam. Potensi ngetem yang cukup lama di Sukun, "tambahnya.
Sedangkan komposisi penumpang Semarang-Bawen sebagian besar umum 84%, buruh (16%), tidak ada pelajar. Sebaliknya Bawen-Semarang, komposisi penumpang, pelajar 6%, buruh (22%), sisa umum (72%).
Pengguna angkutan umun sebagian besar mempunyai asal tujuan perjalanan Ungaran-Bawen (24%), sedangkan untuk pengguna kendaraan pribadi sebagian besar Semarang-Ungaran (30,3%).
Berdasarkan preferensi responden, terdapat potensi 75,6?% penumpang angkutan umum akan beralih ke BRT TRANS KEDUNGSEPUR.
Sedangkan pengguna kendaraan pribadi yang dapat ditarik (alih moda) sebesar 43,4% yang terdiri dari pengguna mobil 6,1% dan sepeda motor 36,4%.
Potensi permintaan tertinggi di pagi hari untuk 2 arah pergerakan dan sore hari untuk arah Semarang-Kendal. Jam puncak layanan di pagi hari dan cenderung turun antara 08.00-14.00.
Dari hasil kajian, total permintaan perjalanan (demand) 13.619 orang. Untuk arah pergerakan Semarang-Bawen (12 jam) sebesar 7.112. orang. Dan arah Bawen-Semarang 6.506 orang.
Jika dioperasikan BRT TRANS KEDUNGSEPUR, kerapatan layanan (headway) jika menggunakan bus sedang dapat dibuat per 3 menit dan dengan bus besar per 6 menit. Siang hari untuk bus sedang tiap 7 menit dan jika gunakan bus besar per 10 menit. Untuk waktu henti naik turun penumpang dapat dibuat di beberapa titik potensial yang jumlahnya 79 halte.
Waktu istirahat dibuat 30 menit setiap 4 jam bekerja, sesuai UU 22/2009 LLAJ. Kecepatan rata-rata 27 km/jam, dengan tertinggi 37,5 km/jam dan terendah 19,4 km/jam. Jam operasional direkomendasi 16 jam (05.00-23.00). Kendaraan harus baru dan layak operasi sesuai permintaan perjalanan. Selain gunakan APBD juga dapat minta bantuan armada ke Ditjenhubdat Kemenhub (ada program 4.000 bus).
Menggunakan sistem "member" yang lebih murah dan sediakan "doorprize" untuk lebih menarik penumpang menggunakan BRT. "Frekuensi di perbanyak pada jam puncak pergerakan seperti berangkat dan pulang kerja. Integrasi dengan simpul transportasi lain dan fasilitas pejalan kaki menuju halte yang lebih nyaman. Dapat sediakan layanan khusus buat karyawan dan buruh pabrik. Di beberapa titik halte disediakan park and ride, " saran Djoko berdasarkan hasil kajian yang dibiayai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Prov. Jateng tahun 2015

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Sukarno Pressindo | Fatimah Pressindo | Putri Boga
Copyright © 2011. Media Jateng Onlen - All Rights Reserved
Template Created by Sukarno Pressindo Published by Fatimah Pressindo
Proudly powered by Sukarno