Era program mudik bersama dicetuskan ketika Brijen. Purn. Soejono menjadi Dirjenhubdat.
Terminal dan stasiun kala itu menjadi tumpuan pemudik berkumpul. berbagai keruwetan, seperti berburu tiket, berjubel naik bus dan kereta menjadi warna tersendiri pemudik kala itu.
Di dalam bus masih ditambah bangku di tengah kursi agar pemudik dapat terangkut.
Ruang loko kereta yang dikhususkan masinis dan asisten masinis, dapat diisi hingga 10 an penumpang. Belum lagi ada yang berdiri di luar loko. Ruang KA Eko bisa capai 200% dari kapasitasnya.
Masuk kereta tidak hanya lewat pintu, jendelapun digunakan agar dapatkan tempat duduk. Ruang toilet juga digunakan untuk duduk bagi penumpan yang tidak dapat kursi.
Sejak 2012, moda kereta mencoba berubah cara melayani pemudik. Hasilnya sudah dapat dilihat sekarang, pemudik dengan kereta menjadi lebih manusiawi. Semua pemudik pasti dapat tempat duduk meski untuk kereta eko dengan ruang berpendingin.
Tiket sudah dapat dipesan jauh hari. Stasiun lebih bersih, antrian di loket sudah berkurang. Penumpang masuk ruang tunggu stasiun ketika kereta sudah siap. Sudah tidak ditemukan pemudik yang berjubel masuk kereta.
Post a Comment