KA BANDARA, DULU DAN SEKARANG.

"Akses jalan rel ke bandara sebenarnya sudah ada sejak jaman Pemerintahan Hindia Belanda. Sejumlah bandar udara (dulu disebut lapangan terbang) yang sudah memiliki akses jalan rel,
seperti Lapangan Terbang Bugis (Bandara Abdurachman Saleh, Malang), Lapangan
Terbang Andir (Bandara Husein Sastranegara, Bandung), Lapangan Terbang Kalibanteng
(Bandara A. Yani, Semarang), Lapangan Terbang Maguwo (Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta), "ungkap pengamat transportasi Djoko Setijowarno kepada Sukarno dari Mediajatengonlen.com
di Semarang, beberapa waktu lalu..


Dulu, jalan rel digunakan untuk membawa avtur sebagai bahan bakar untuk kebutuhan
pesawat udara. Di Bandara Abdurachman Saleh, jalan rel masih digunakan utk membawa avtur hingga tahun 1978 akhir.
Penerbangan komersial belum diselenggarakan, karena mobilitas orang antar pulau atau negara
lebih banyak menggunakan kapal laut. Akses jalan rel ke pelabuhan pasti ada untuk setiap
pelabuhan yang dibangun. Selain untuk angkut orang juga barang.
Penerbangan komersial belum berkembang seperti sekarang. Bandara  lebih banyak digunakan
untuk kepentingan militer dalam rangka perang.
Sekarang, dengan semakin meningkatkan mobilitas manusia dan seiring teknologi penerbangan
yang kian modern, sejak pesawat jet dioperasikan, menyebabkan penggunaan pesawat terbang meningkat.
Hampir semua bandara internasional di dunia, pasti terhubungkan jalan rel. Hanya bandara di Indonesia saja yang tidak pernah memikirkan ada akses jalan rel menuju bandara. Baru
kemudian dalam lima tahun terakhir terpikirkan, sehingga terbangunlah KA Bandara Internasional Kualanamu di Medan yang terhubung dengan Stasiun Medan yang terletak di pusat kota.
Terminal Bandara Int. A. Yani di Semarang yang sekarang sedang dibangun di sisi utara
landas pacu (runway, belum ada rencana keterhubungan jalan rel. Sebaiknya, mumpung belum selesai terbangun, dapat segera disusulkan perencanaan akses jalan rel ke bandara tersebut.
Terlebih bandara ini berpredikat bandara internasional. Jangan hanya predikatnya internasional,
namun layanannya lokal.
Dalam RIPNAS (Rencana Induk Perkeretaapian Nasional) 2011-2030, telah direncanakan adanya akses jalan rel ke bandara, seperti Bandara Int. Kualanamu di Medan (sudah tersedia), Bandara
Int. Minangkabau di Padang (menunggu operasional), Bandara Int. Soekarno-Hatta di Tangerang (sedang dikerjakan), Bandara Int. Juanda di Surabaya, Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin, Bandara Int. Adi Sucipto di Yogyakarta (sudah tersedia), Bandara Int. Sultan Mahmud Baddarudin
II di Palembang (sedang dikerjakan).

Pembangunan akses jalan rel ke bandara sdh merupakan kebutuhan dan sbg pilihan alternatif moda bertransportasi. Tdk hny tersedia jl raya, tetapi penting juga disediakan
jalan rel.

Related product you might see:

Share this product :

Post a Comment

 
Support : Sukarno Pressindo | Fatimah Pressindo | Putri Boga
Copyright © 2011. Media Jateng Onlen - All Rights Reserved
Template Created by Sukarno Pressindo Published by Fatimah Pressindo
Proudly powered by Sukarno