angka kematian bayi (AKB) baru lahir yang tinggi. Data Dinas Kesehatan Jateng tahun 2014 menunjukkan, angka kematian ibu mencapai 711 kasus dan angka kematian bayi 5.666 kasus. Itu berarti selama tahun 2014, setiap hari terdapat hampir 2 orang ibu hamil meninggal dan hampir 16 bayi meninggal setiap hari. Demikian pengantar siaran pers yang diterima Sukarno dari diskusi Membangun Jawa Tengah, di Kota Semarang, 14 September 2015. Diskusi diselenggarakan oleh Radio Idola, AJI Semarang, JHpiego Jakarta.
Indonesia sendiri adalah Negara dengan kasus kematian ibu hamil dan kematian bayi tertinggi di Asia Tenggara. Padahal, sesuai dengan komitmen Millenium Development Goals (MDGs), angka kematian ibu dan bayi harus bisa ditekan secara signifikan pada 2015.
Penyebab utama kematian ibu karena ibu kurang mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat saat menghadapi kondisi kegawat-daruratan yang disebabkan hipertensi pada persalinan (eklampsia), perdarahan, infeksi dan sebagainya.
Kasus kematian ibu dan bayi sesungguhnya dapat dicegah dengan penanganan yang tepat selama kehamilan, persalinan dan paska kelahiran.
Dalam rangka mengurangi angka kematian ibu hamil dan bayi lahir di Jateng, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang bekerja sama dengan Forum Masyarakat Madani (FMM) di daerah melaunching program Short Message Service (SMS) atau "SMS Bunda".
Ketua AJI Semarang, Rofiuddin menyatakan, launching SMS Bunda itu dilakukan di delapan kabupaten, meliputi Cilacap, Purwokerto, Banjarnegara, Kudus, Kendal, Pekalongan, Batang dan Tegal. Kegiatan yang dilakukan itu untuk membantu publik di daerah khususnya Jateng membantu penyelamatan ibu hamil dan bayi lahir. "Menekan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir perlu dukungan semua pihak," kata Rofiuddin dalam siaran pers tersebut.
Post a Comment